Kalau backlink dianggap sebagai “suara” dari situs lain, maka internal link adalah “peta jalan” yang Anda buat sendiri di dalam situs Anda.
Dan kabar baiknya? Internal link adalah salah satu strategi SEO paling under-rated, tapi dampaknya bisa luar biasa.
Dalam panduan ini, saya akan bongkar:
- Apa itu internal link
- Mengapa penting banget untuk SEO
- Strategi internal linking yang benar-benar bekerja
- Tools dan best practices yang bisa langsung Anda terapkan
Mari kita mulai.
Apa Itu Internal Link?
Internal link adalah tautan yang menghubungkan satu halaman di website Anda ke halaman lain di website yang sama.
Contoh gampangnya: Anda sedang membaca artikel tentang SEO On-Page, lalu di dalam artikel itu ada link yang mengarah ke artikel lain tentang Keyword Research. Nah, itulah internal link.
Bedakan dengan external link yang mengarah ke website orang lain. Internal link fokusnya membangun struktur informasi di dalam situs Anda sendiri.
Mengapa Internal Link Penting untuk SEO?
Google pakai internal link untuk dua hal utama:
- Memahami struktur situs Anda
Dengan internal link, Google bisa tahu halaman mana yang paling penting. Kalau banyak halaman lain menautkan ke satu halaman tertentu, Google menganggap halaman itu bernilai tinggi.
- Mendistribusikan PageRank
Internal link membantu membagi “otoritas” dari halaman kuat (misalnya homepage) ke halaman lain yang lebih dalam. Hasilnya, halaman yang tadinya tenggelam bisa ikut naik ranking.
Studi dari banyak praktisi SEO (termasuk Brian Dean dan Ahrefs) menunjukkan, menambahkan internal link strategis ke halaman “yatim” (tanpa link masuk) bisa meningkatkan ranking mereka hanya dalam beberapa minggu.
Strategi Internal Linking yang Efektif
Sekarang bagian paling seru: bagaimana cara menerapkan internal link yang powerful?
#1. Gunakan Anchor Text yang Deskriptif
Anchor text adalah teks yang diklik pengguna untuk menuju halaman lain. Dan inilah bagian yang sering disepelekan.
Masalahnya, banyak blogger masih pakai anchor text generik seperti klik di sini atau baca selengkapnya. Padahal, itu buang-buang peluang.
Google menggunakan anchor text untuk memahami topik halaman tujuan. Jadi, semakin deskriptif dan relevan anchor text Anda, semakin mudah Google menilai isi halaman yang dituju.
Contoh salah: 👉 Baca selengkapnya tentang topik ini.
Contoh benar: 👉 Pelajari lebih lanjut tentang strategi link building
Saat menulis artikel baru, pikirkan keyword utama artikel lama yang relevan. Lalu gunakan keyword itu sebagai anchor text. Jadi setiap internal link tidak hanya membantu user, tapi juga mengirim sinyal topik ke Google.
#2. Prioritaskan Halaman Penting
Tidak semua halaman di blog Anda punya bobot yang sama. Ada halaman yang memang harus lebih diutamakan—misalnya artikel pilar (pillar content), panduan lengkap, atau artikel yang punya potensi ranking tinggi.
Strategi internal link yang efektif berarti mengarahkan lebih banyak tautan ke halaman-halaman prioritas ini.
Misalnya, blog Anda punya artikel pilar berjudul “Panduan Lengkap SEO untuk Blogger”. Maka setiap kali Anda menulis artikel baru yang relevan—misalnya tentang on-page SEO atau keyword research—pastikan ada link menuju panduan utama itu.
Tips untuk Blogger: Buat daftar 5–10 artikel paling penting di blog Anda (artikel pilar atau artikel dengan potensi trafik tinggi). Jadikan mereka sebagai pusat, lalu hubungkan dari artikel-artikel lain.
#3. Bangun Silo Konten
Google menyukai situs yang rapi. Salah satu cara terbaik untuk merapikan situs Anda adalah dengan membangun silo konten.
Silo konten adalah pengelompokan artikel berdasarkan topik yang sama, lalu saling terhubung satu sama lain.
Contoh sederhana:
- Artikel utama → Panduan SEO Blogger
- Artikel pendukung → Cara riset keyword, SEO on-page di Blogger, Membuat sitemap Blogger
- Semua artikel pendukung menautkan ke artikel utama.
Hasilnya? Google melihat bahwa blog Anda memang ahli di bidang SEO untuk Blogger, bukan sekadar menulis acak.
Anda bisa membuat “hub utama” (artikel panjang dan komprehensif), lalu hubungkan artikel-artikel yang lebih spesifik ke sana. Ini membuat struktur internal link Anda jauh lebih kuat.
#4. Hindari Link Berlebihan
Banyak pemula berpikir: semakin banyak link, semakin bagus. Padahal, terlalu banyak link justru bikin kacau.
Bayangkan Anda membaca artikel dengan 50 link biru berserakan di mana-mana. Bingung kan, mau klik yang mana? Google pun sama: ia akan kesulitan menentukan prioritas jika semua halaman saling menautkan tanpa aturan.
Idealnya, gunakan 5–10 internal link kontekstual per artikel panjang (1.500–2.500 kata). Untuk artikel pendek, cukup 2–3 link yang benar-benar relevan.
Fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Pastikan setiap link membantu pembaca memperdalam topik, bukan sekadar ditaruh supaya terlihat banyak.
#5. Perbaiki Halaman “Orphan”
Halaman orphan adalah halaman yang tidak mendapat internal link dari artikel lain. Akibatnya, Google kesulitan menemukan dan mengindeksnya.
Masalah ini sering terjadi di Blogger. Apalagi kalau Anda punya banyak artikel lama yang tidak pernah diperbarui.
Solusinya?
- Gunakan Google Search Console → cek halaman dengan trafik rendah.
- Atau gunakan trik pencarian: site:namabloganda.com "keyword" untuk menemukan artikel lama yang bisa ditambahkan link.
- Setelah itu, update artikel lama dengan menambahkan link ke halaman orphan.
Biasakan setiap kali menulis artikel baru, sempatkan 10–15 menit untuk mencari artikel lama yang relevan, lalu tambahkan link ke artikel baru itu. Dengan cara ini, Anda tidak akan meninggalkan orphan pages.
Strategi ini tidak hanya membuat internal link yang "ada" di artikel, tapi internal link yang benar-benar bekerja: membantu user, memandu Google, dan mengangkat ranking halaman penting.
Tools Untuk Membantu Internal Link
Kalau blog Anda baru punya belasan artikel, internal linking bisa dilakukan manual. Tapi kalau sudah ratusan artikel? Percayalah, Anda butuh bantuan tools.
Berikut beberapa tools yang paling relevan untuk pengguna Blogger:
#1. Google Search Console
Ini adalah “senjata gratis” dari Google. Dengan GSC, Anda bisa:
- Melihat halaman mana yang paling banyak mendapat link internal (di menu Links → Internal Links).
- Mengecek halaman orphan (halaman yang tidak mendapat link sama sekali).
- Memantau distribusi internal link untuk memastikan halaman penting Anda tidak tenggelam.
Tips praktis untuk Blogger: fokuskan internal link ke artikel yang punya impresi tinggi di laporan GSC tapi belum banyak klik. Itu biasanya “low-hanging fruit” yang bisa naik ranking dengan dorongan link internal.
#2. Ahrefs / Semrush (Opsional untuk Blogger)
Memang ini tools premium, tapi fungsinya luar biasa:
- Ahrefs Site Audit bisa mendeteksi halaman orphan otomatis.
- Semrush Internal Linking Report memberi rekomendasi halaman mana yang harus lebih sering di-link.
Kalau Anda tidak berlangganan, cukup gunakan versi gratis / trial untuk sekali audit besar. Setelah itu, lakukan optimasi manual berdasarkan datanya.
Jadi meskipun Blogger tidak punya plugin otomatis seperti Link Whisper, bukan berarti internal linking jadi susah.
Dengan kombinasi Google Search Console + pencarian site: di Google atau dengan ahrefs, Anda sudah bisa membangun struktur internal link yang kuat.
Penutup
Internal linking bukan sekadar teknik kecil yang sering dilupakan. Faktanya, inilah salah satu strategi paling “low effort, high impact” untuk SEO. Dengan anchor text yang tepat, fokus ke halaman penting, membangun silo konten, menjaga jumlah link tetap sehat, dan merapikan orphan page—Anda sudah memberi sinyal kuat kepada Google tentang struktur dan otoritas blog Anda.
Jadi, mulai sekarang jangan biarkan artikel di Blogger Anda berdiri sendiri. Hubungkan mereka, bangun jaring yang solid, dan biarkan internal link bekerja meningkatkan SEO Anda secara alami.
Komentar